Suroan dan Suran Agung 2025: Kapolda Jatim Ajak Perguruan Silat Jaga Kebersamaan
Kapolda Jatim tekankan keamanan dan kebersamaan jelang tradisi Suro dan Suran Agung. PSHT dan PSHWTM siap laksanakan kegiatan dengan damai.

Jawa Pos Radar Madiun – Menyambut datangnya bulan Suro dan perhelatan Suran Agung, Polda Jawa Timur menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif.
Tradisi pencak silat yang rutin digelar setiap 1 Muharam ini dipastikan tetap berlangsung dengan nuansa kebersamaan dan semangat damai.
Rakor yang berlangsung di Mapolda Jatim itu dihadiri sejumlah pihak strategis, mulai dari Kapolres Madiun Kota dan Kabupaten, Dir Intel, Karo Ops, hingga Ketua Umum PSHT, Kang Mas Moerdjoko.
Rapat ini menjadi forum penting untuk menyamakan langkah, merancang pengamanan, dan mengantisipasi potensi gesekan di lapangan.
Kapolda Jatim, Irjen Pol. Nanang Avianto, menegaskan bahwa pelaksanaan tradisi Suroan dan Suran Agung tahun ini harus menjadi momentum perubahan citra.
Ia berharap kegiatan-kegiatan pencak silat di bulan Suro bisa dikemas lebih humanis dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Saya menekankan pentingnya keamanan dan perubahan dalam pelaksanaan Suro dan Suran Agung agar lebih baik dan mampu menyentuh masyarakat," ujarnya.
Kapolda juga menyampaikan pentingnya pelibatan satgas pengamanan internal dari masing-masing perguruan pencak silat.
Diharapkan, langkah ini mampu menekan potensi konflik dan menjaga suasana tetap kondusif di lapangan.
Dalam rapat tersebut, Kapolres Madiun Kota dan Kabupaten memaparkan rencana pengamanan kegiatan malam tirakatan 1 Suro dan proses pengesahan warga baru SH Terate.
Sementara itu, direktur intel dan karo ops menyampaikan strategi pengamanan menyeluruh, termasuk jumlah personel gabungan yang akan dikerahkan selama kegiatan berlangsung.
Dari unsur pemerintah daerah, Kakesbangpol Jatim menggarisbawahi pentingnya razia minuman keras dan knalpot brong.
Kedua hal ini dinilai kerap menjadi pemicu gesekan antaranggota perguruan. Ia juga berharap agar kegiatan Suro dan Suran Agung dikemas secara menarik agar mampu dinikmati masyarakat umum, bukan hanya warga pencak silat.
Ketua Umum SH Terate Kangmas Moerdjoko HW, memastikan bahwa proses pengesahan warga baru tidak akan dipusatkan di satu lokasi, melainkan disebar di berbagai padepokan cabang baik di dalam maupun luar negeri.
Ia juga meminta adanya kelonggaran waktu dari Polda Jatim demi kelancaran prosesi pengesahan.
Perwakilan dari PSHWTM turut memaparkan rangkaian kegiatan Suran Agung, mulai dari malam tirakatan, kirab pusaka, hingga tasyakuran. Ia menekankan pentingnya pengamanan maksimal demi menjamin kelancaran seluruh agenda.
Dengan digelarnya rakor ini, harapan akan pelaksanaan tradisi Suroan dan Suran Agung yang damai dan penuh makna semakin terbuka lebar.
Semangat kebersamaan antarperguruan menjadi fondasi penting untuk menjaga marwah budaya pencak silat, sekaligus meneguhkan wajah Jawa Timur sebagai provinsi yang kaya tradisi dan damai dalam keberagaman.
What's Your Reaction?






