Bumi Reog Berzdikir (BRB) Sudah Didepan Mata, Kombes Pol. Suryo Sudarmadi Ceritakan Sejarahnya

Kegiatan Bumi Reog Berdzikir ( BRB ), merupakan agenda milik Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT ) Cabang Ponorogo, yang di laksanakan rutin tahunan. Saat ini kegiatan religi tersebut memang sudah menjadi sorotan dari dunia pencak silat, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dec 11, 2025 - 21:05
 0
Bumi Reog Berzdikir (BRB) Sudah Didepan Mata, Kombes Pol. Suryo Sudarmadi Ceritakan Sejarahnya
Poto Istimewa... KBP. Suryo Sudarmadi, S.I.K., M.H. (kanan) Cek Lokasi dan persiapan apel Gelar Pasukan Pam Giat BRB Pertama

Kegiatan Bumi Reog Berdzikir ( BRB ), merupakan agenda milik Persaudaraan Setia Hati Terate  Cabang Ponorogo, yang di laksanakan rutin tahunan. Saat ini kegiatan religi tersebut memang sudah menjadi sorotan dari dunia pencak silat, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini tidak lepas dari terus meningkatnya animo peserta BRB yang berpusat di Alun – alun Ponorogo. Dari data yang di dapat jumlahnya terus meningkat, dari tahun 2017 sejumlah 35 ribuan, melonjak pada tahun 2018 yaitu 45 ribuan, tahun 2020 peserta naik menjadi 60 Ribuan, dan di tahun 2024 kembali melonjak hingga 100 ribuan peserta. 

Di samping itu, sejarah dari agenda kebanggaan warga SH Terate Cabang Ponorogo ini tentunya sangat menarik untuk di simak. Dari sini kita menghubungi salah satu pencetus lahirnya BRB di Kota Reog tersebut, Kombes Pol. Suryo Sudarmadi. Seperti diketahui, Kombes Pol. Suryo Surdarmadi, yang saat itu ( tahun 2017 ) masih menjabat sebagai Kapolres Ponorogo. Dan sebagai pendekar PSHT, tentunya Kang Mas Suryo, memiliki peran dalam mengembangkan PSHT di Bumi Reog. 

Keterangan Poto : Kapolres Ponorogo (Tengah) KBP Suryo Sudarmadi Ada Di tengah tengah Konvoi R2 Yang Berjalan Dengan Tertib

Saat dihubungi via telepon, Perwira Menengah Polri yang saat ini menjabat sebagai Dansat Brimob Polda Jatim ini, menceritakan awal mula di cetuskannya Bumi Reog Berzdikir ( BRB ). Bermula dari suksesnya gelaran Suran Agung Persaudaraan Setia Hati Winongo ( PSHW ) di Ponorogo, yang kemudian ditindak lanjuti dengan munculnya ide untuk menggelar acara religi dari organisasi SH Terate. Acara religi dipilih lantaran saat itu, Ponorogo sedang dilanda beberapa bencana, sepeti tanah longsor di Banaran, Ponorogo.

“ saat itu, acara Suran Agung PSHW, di larang di madiun karena kondusifitas, akhirnya beralih ke Ponorogo. Setelah acara tersebut sukses digelar, saya yang saat itu menjabat sebagai Kapolres, coba berdiskusi dengan Ketua IPSI dan Ketua SH Terate setempat, untuk menggelar acara religi dari PSHT. Kegiatan doa bersama saya pilih karena saat itu Ponorogo lagi di terpa bencana alam. Kemudian, ide saya bisa diterima dan muncul acara religi yang berjudul Bumi Reog Berzdikir itu,” terang Kombes Pol. Suryo Sudarmadi. 

Dan mengenai tujuannya, Kang mas Suryo, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut, memang untuk doa bersama, yang di laksanakan di penghujung tahun bagi seluruh warga PSHT di Ponorogo, agar bumi Ponorogo dan sekitarnya selalu dalam lindunganNYA. 

“ kalau mengenai tujuannya, saat itu, di ruangan saya, kita diskusi dengan mas Rahmat Taufik ( Ketua IPSI ), dan Mas Budi ( Kacab SH Terate), untuk membuat kegiatan bersifat religi, untuk melakukan kegiatan bersama agar bumi reog dan sekitarnya aman dan dalam lindungan Allah SWT. Dan akhirnya, ketua cabang saat itu, mas Budi, memberikan ide dengan nama Bumi Reog Berzdikir, terus saya setejui ,” terang Kang Mas Suryo. 
Saat pelaksanaan BRB yang pertama di tahun 2017, kegiatan berjalan dengan sukses dan mendapatkan apresiasi dari semua pihak, termasuk dari Pemerintah Daerah. Tercatat ada 20 ribu lebih peserta yang saat itu ikut dalam pelaksanaan BRB pertama. 

“ saat pertama kali di laksanakan, BRB berjalan dengan aman dan tertib sampai pada selesai kegiatan. Semua peserta yang datang tertib dengan mematuhi aturan lalu lintas. Bupati yang saat itu menjebat juga ikut hadir secara langsung,” jelasnya. 

Meski sudah menjadi agenda tahunan bagi SH Terate Cabang Ponorogo, namun pelaksanaan BRB sempat tidak diadakan lantaran adanya wabah dan penanganan Covid 19. 

“ iya, memang untuk BRB sempat tidak di adakan, itu pada tahun 2019 dan dilaksanakan awal tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021 – 2023 juga tidak di adakan, dan kembali di gelar pada tahun 2024, tapi itu bukan di bekukan, sekali lagi bukan dibekukan. Pelarangan itu di karenakan adanya penanganan wabah Covid 19 yang melarang adanya pengumpulan masa,” tegasnya.

Dan menjelang pelaksanaan BRB 2025 yang menurut rencana akan digelar pada 28 Desember nanti, Pemrakarsa BRB, berharap supaya kegiatan ini bisa kembali pada tujuan awalnya, yaitu, berdoa bersama demi mendapat pelindungan dari Allah SWT, serta terhindar dari bencana.

“ ya saya berharap, pelaksanaan BRB ini bisa kembali pada tujuan awalnya, dan jangan di pelintir atau dibawa ke ranah lain. BRB itu kegiatan doa bersama yang dilakukan oleh kadang Persaudaraan Setia Hati Terate, demi mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, supaya terbebas dari semua bahaya, seperti bencana alam, terlebih saat ini di negara kita lagi tertimpa bencana alam, seperti di Sumatera. Untuk itu, mari di BRB besok, kita berdoa bersama supaya negeri kita ini bisa terbebas dari bencana alam,” harap Kang Mas Suryo. 

Dalam perjalanannya, kegiatan BRB tersebut, terus mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya dari Lembaga Prestasi Indonesia & Dunia ( LEPRID ), yang memberikan apresiasi kepada Keluarga Besar PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE Cabang Ponorogo. Atas gerak kolosal bersama, dan jumlah pendekar yang mengikuti dzikir terbanyak pada tahun 2018. 

Selain itu, pada perkembangannya, konsep yang di tawarkan BRB berbeda dari tahun ke tahun, di tahun 2017 berbeda dengan 2018 , BRB di tahun 2024 – 2025 ini, menyuguhkan kemasan yang berbeda yaitu kolaborasi antara pencak silat dan juga reog ponorogo. Dan adanya kemasan tersebut, BRB kini tidak hanya menjadi sorotan nasional, malainkan sudah menjadi sorotan internasional. 

Disamping itu, kegiatan Bumi Reog Berzdikir ( BRB ) juga sebagai wujud dari tujuan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (, yaitu Mendidik manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, serta memiliki peran dalam memayu hayuning bawana. Esaputra.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0