BRB 2025 Ponorogo Dihadiri Tokoh Nasional, Puluhan Ribu Pendekar SH Terate Panjatkan Doa untuk Bangsa dan Korban Bencana

BRB 2025 Ponorogo dihadiri tokoh nasional. Persaudaraan Setia Hati Terate gelar doa bersama untuk korban bencana dan persatuan bangsa.

Dec 29, 2025 - 12:34
 0
BRB 2025 Ponorogo Dihadiri Tokoh Nasional, Puluhan Ribu Pendekar SH Terate  Panjatkan Doa untuk Bangsa dan Korban Bencana

PONOROGO - Gelaran Bumi Reog Berdzikir (BRB) 2025) yang berlangsung di Alun-alun Ponorogo menjadi magnet puluhan ribu warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun, Minggu (28/12/2025). 

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, mulai dari Penasihat Presiden Bidang Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, Irjen Pol Ahmad Nurwakhid, Staf Khusus Menko PMK, hingga Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

BRB 2025 dinilai sebagai momentum penting untuk memperkuat doa bersama bagi para korban bencana alam di berbagai daerah, termasuk wilayah Sumatra dan Aceh.

Dzikir dan doa dipanjatkan sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan sekaligus penguatan persaudaraan lintas daerah di lingkungan PSHT.

Selain dimensi religius, kegiatan ini juga menegaskan posisi pencak silat sebagai warisan budaya luhur. 

BRB menunjukkan bahwa pencak silat tidak hanya dimaknai sebagai seni bela diri, tetapi juga nilai kebudayaan yang patut dibanggakan di tingkat daerah, nasional, hingga internasional.

Di hadapan puluhan ribu warga SH Terate Pusat Madiun yang hadir dari Ponorogo dan luar daerah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan bahwa pencak silat merupakan jalan pengabdian yang sarat nilai moral.

“Pencak silat, tapi semua yang ada di sini siap menggunakannya untuk kebaikan,” katanya.

Emil menilai, BRB telah menjelma menjadi ruang spiritual sekaligus ruang sosial bagi warga SH Terate lintas wilayah. 

Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya ritual keagamaan, melainkan juga sarana menanamkan pesan kebudayaan dan kebangsaan.

“Saya ingin kalau ke mana-mana, orang Jawa Timur itu diingat karena hal-hal yang baik, termasuk kebanggaan pencak silat,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita menjelaskan bahwa secara historis, Bumi Reog Berdzikir berawal dari doa bersama warga SH Terate saat Ponorogo dilanda bencana alam.

“Pertama kali BRB digelar untuk doa bersama karena banyaknya bencana alam yang terjadi di Ponorogo. Kemudian untuk saat ini juga melakukan hal yang sama, doa untuk saudara kita yang tertimpa musibah bencana,” terangnya.

Menurut Lisdyarita, BRB bukan kali pertama digelar oleh PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun. Agenda tahunan ini telah memasuki edisi kelima, meski sempat terhenti sementara akibat pandemi Covid-19.

“Semoga doa kita terkabul, sehingga bangsa Indonesia, khususnya Kabupaten Ponorogo, terhindar dari bencana dan marabahaya lainnya,” pungkasnya. (Sumber Inews/Biro Humas SH Terate)

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0