Perkembangan PSHT Pusat Madiun, Semakin Meluas Hingga 368 Cabang

MADIUN - Berdiri pada 1922 di Madiun, Persaudaraan Setia Hati Terate awalnya hanya memiliki satu pusat. Di tangan Soetomo Mangkoedjojo (Ketua Umum 1948–1956 & 1966–1974), M. Irsad (1956–1958), dan Santoso Kartoatmodjo (1958–1966).

PSHT secara bertahap, memperluas jangkauan ke kota-kota di Jawa Timur seperti Magetan, Surabaya, Mojokerto, hingga Yogyakarta dan Solo. Namun loncatan terbesar.

Terjadi di era 1981–2014 di bawah kepemimpinan Tarmadji Boedi Harsono (Ketua Umum) dengan dukungan Dewan Pusat Imam Koesoepangat dan Sekretaris Umum Mas Murjoko.

Pada awal 1980-an, struktur organisasi dibenahi: mahar koin kuno diganti rupiah, yayasan didirikan, dan Padepokan Agung resmi beroperasi.

Fasilitas terpusat ini memudahkan pelatihan berjenjang, memperkuat brand PSHT, serta menjadi magnet cabang baru. Dalam dua dekade berikutnya.

PSHT menghadirkan modul latihan terstandar, sertifikasi instruktur, dan platform e-learning memudahkan koordinasi di pelosok Nusantara.

Dukungan yayasan serta jejaring kemitraan dengan pemerintah daerah dan lembaga olahraga mempercepat pertumbuhan. Hingga tahun 2025.

PSHT tercatat memiliki lebih dari 368 pengurus cabang dan komisariat, tidak hanya di dalam negei. Dari Sumatra hingga Papua.

Tetapi juga di Malaysia, Singapura, Belanda, dan Australia. Setiap cabang menerapkan kurikulum yang sama, memadukan latihan fisik, kebatinan, dan pengabdian sosial.

Perkembangan ini tak lepas dari strategi regenerasi berkelanjutan dan perbaikan tata kelola: rapat koordinasi rutin, benchmarking antar-cabang, serta audit independen yayasan.

Selain itu, kegiatan bakti sosial—sunatan massal, pelatihan wirausaha, dan beasiswa pendidikan, membuat PSHT diterima masyarakat luas. Cabang-cabang baru pun tumbuh dengan semangat “Setia Hati”: meneguhkan persaudaraan antarpelatihan dan mengukir sejarah baru di tanah air dan mancanegara.